Budidaya
adalah sistem pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam melalui upaya
manusia dengan modal, dan teknologi untuk menghasilkan barang guna memenuhi
kebutuha manusia secara lebih baik. Tujuan budidaya tanaman adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap budidaya
tanaman.
b. Untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap
budidaya tanaman.
c. Untuk mengetahui pengaruh kesesuaian lahan terhadap
budidaya tanaman.
d. Untuk mengetahui pengaruh permintaan pasar terhadap
budidaya tanaman.
Tanaman
dapat dibudidayakan dengan 2 cara, yaitu dengan cara vegetatif dan generatif.
Budidaya tanaman dengan cara vegetatif adalah budidaya tanaman yang dilakukan tanpa
proses menanam biji. Budidaya tanaman dengan cara vegetatif dibagi menjadi dua
yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami
ditandai dengan tidak adanya campur tangan manusia dalam proses
perkembangbiakannya. Sedangkan perkembangbiakan vegetatif buatan ditandai
dengan adanya campur tangan manusia dalam proses perkembangbiakannya. Contoh
tanaman yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif yang ada di
sekolah antara lain : lidah mertua, lidah buaya, cocor bebek, dll. Sedangkan budidaya
tanaman dengan cara generatif adalah budidaya tanaman yang dilakukan dengan
proses menanam biji yang dihasilkan melalui proses penyerbukan. Contoh tanaman
yang melakukan perkembangbiakan secara generatif yang ada di sekolah antara
lain : beringin, cemara, dll.
Teknik
memiliki arti pengetahuan atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan budidaya
bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses
domestikasi. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan
serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.
Langkah – langkah teknik budidaya tanaman antara lain :
a. Pengairan dilakukan 2 kali sehari, pagi dan
sore hari.
b. Pemupukan dilakukan sekali seminggu atau sesuai
takaran.
c. Penyiangan dilakukan mencabut rumput – rumputan
yang tumbuh disekitar tanaman.
d. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan
menyemprot pestisida sesuai takaran.
Langkah
– langkah budidaya tanaman secara vegetatif alami adalah :
a. Spora memiliki inti sel yang berubah fungdi
menjadi alat perkembangbiakan. Spora berbentuk seperti biji yang sangat kecil
sehingga sulit terlihat oleh mata telanjang. Spora hanya bisa dilihat dengan
menggunakan alat yaitu mikroskop. Contoh tumbuhan spora adalah Lumut dan
tumbuhan paku.
b. Umbi akar adalah akar yang menggembung karena
menyimpan makanan. Umbi ini kemudian dapat mengeluarkan tunas sebagai individu
yang baru. Contohnya adalah wortel, bunga dahlia dll.
c. Umbi Batang yang dimaksud dengan Umbi
batang adalah bagian batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan
yang berbentuk zat tepung. Contohnya adalah kentang, ubi jalar, dll.
d. Umbi lapis memiliki struktur berlapis-lapis dan
tunas dibagian tengahnya. contohnya adalah bawang-bawangan dan bunga tulip.
e. Rhizoma adalah batang yang tumbuh dan menjalar
didalam tanah serta bentuknya bercabang-cabang. Contohnya adlah Kunyit, jahe,
Bangle, lengkuas dan tebuh.
f. Geragih adalah batang beruas-ruas yang tumbuh
menjalar di atas permukaan tanah, dan dari ruas-ruas tersebut bisa menumbuhkan
tunas baru sebagai individu baru. Contohnya adalah tanaman pegagan, strawberry,
semanggi dan lain-lain.
g. Tunas berasal dari tumbuhan induk dan dan dapat
tumbuh menjadi tumbuhan baru dengan cepat. Contohnya pisang, tebuh, pohon
pinang dan bambu.
h. Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh dari
ujung-ujung daun contohnya cocor bebek.
Langkah – langkah budidaya tanaman secara vegetatif buatan adalah :
a. Mencangkok adalah proses menumnbuhkan akar dari
batang tanaman yang berada di atas tanah agar dapat ditanam menjadi tanaman
baru. Proses inilah yang paling sering dilakukan khususnya untuk tanaman buah
sehingga proses pembuahan bisa terjadi dengan cepat dan hasilnya banyak dan
besar. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada jenis tumbuhan yang berkambium
atau tumbuhan dikotil. Contohnya adalah rambutan, mangga, jeruk, jambu dan
sejenisnya.
b. Okulasi adalah proses menempelkan tunas dari
suatu tanaman ke tanaman lain. Contohnya adalah okulasi pada tanaman durian dan
jeruk.
c. Menyambung atau Enten. Proses Enten dilakukan
dengan cara menyambung batang bawah suatu tanaman ke batang atas tanaman lain
sehingga diperoleh tanaman baru. Tanaman yang biasa disambung adlah jenis
tanaman yang masih dalam rumpun keluarga. MIsalnya durian yang lama tumbuh
dibandingkan dengan lain. Maka supaya cepat tumbuh dan berbuah, tunas durian
disambungkan dengan pokok lai.
d. Menyetek adalah proses menanam sebagian
potongan atau bagian tubuh dari tanaman tersebut baik berupa cabang ataupun
batang. Bagian tanaman yang distek harus memiliki ruas atau mata tunas sehingga
dapat tumbuh tanaman baru. Contohnya adalah tebu, singkong dan bunga mawar.
e. Merunduk adalah proses membengkokkan bagian tanaman
berupa dahan atau ranting ke dalam tanah lalu ditimbun. Bagian yang ditimbun
ini natinya akan mengeluarkan akar, dan setelah akar dirasa cukup banyak, dahan
atau ranting tersebut dapat dipotong dan dipindahkan sebagai tanaman baru.
Contohnya adalah tanaman selada, anyelir, amanda dll.
Langkah – langkah budidaya
tanaman secara generatif :
a. Penyiapan Biji (Benih)
Biji dipilih dari buah yang sudah tua (matang) di pohon, keadaanya sehat dan bentuknya normal. Biji dibersihkan dari sari daging buahnya, kemudian biji diseleksi atau dipilih yang bertunas dan seragam dalam ukuran dan beratnya. Biji yang telah diseleksi segera dicuci dengan air bersih, kemudian dikeringanginkan ditempat yang teduh selama 2 - 3 hari. Biji tersebut dapat langsung disemaikan.
b. Membuat Tempat Semai
Tempat semai biji dapat dilakukan dengan kantong plastik (polibag) dan bedengan persemaian. Tata cara membuat kedua tempat semai tersebut meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut :
*Tempat Semai dalam polibag
Tempat semai dalam polibag mempunyai beberapa kelebihan, yaitu pada waktu bibit dipindahkan ke kebun tidak mengalami terhentinya (stagnasi) pertumbuhan, dan tingkat kematian bibit relatif rendah. Cara menyiapkan tempat semai benih pala dalam kantong plastik (polibag) adalah sebagai berikut : Mula-mula disiapkan kantong plastik hitam atau polibag berdiameter antara 10 cm - 15 cm, kemudian dilubangi dibagian dasarnya. Selanjutnya disiapkan pula medium semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang halus, dengan perbandingan 1 : 1 atau 2: 1, medium semai tadi dimasukkan ke dalam polibag hingga cukup penuh, lalu disiram dengan air bersih hingga cukup basah, polibag-polibag yang telah diisi medium semai disimpan di tempat yang rata secara teratur atau berjajar membentuk bedengan, di kiri dan kanan tempat penyimpanan polibag semai dipasang tiang-tiang dari bilah bambu membentuk setengah lingkaran setinggi 0,5 m dari permukaan tanah, kemudian antartiang dihubungkan dengan gelagar (bilah bambu) dan diikat erat-erat hingga membentuk sungkup, dan sungkup tadi ditutup dengan lembar plastik bening (atap).
*Tempat Semai Berupa Bedengan
Tata cara membuat bedengan sebagai tempat semai adalah sebagai berikut :
Lahan persemaian dipilih tempat yang strategis, yaitu dekat dengan sumber air dan jalan, lahan terpilih dibersihkan dari rumput-rumput liat dan kerikil, tanahnya diolah atau dicangkul sedalam 30 cm hingga gembur, kemudian dikeringkan selama 10 - 15 hari, dibuat bedengan persemaian ukuran lebar 100 - 200 cm, tinggi 30 cm, jarak antara bedengan 60 - 80 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan, taburkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan, kemudian dicampur dengan lapisan tanah atas hingga merata, pasang tiang-tiang persemaian yang terbuat dari bambu atau kayu dibagian timur setinggi 150 cm dan bagian barat 75 cm - 100 cm, kemudian pasang pula palang-palang antar tiang dan antar palang, baik arah memanjang maupun arah membujur sambil diikat erat-erat, dan pasang atap persemaian berupa plastik bening atau anyaman daun kelapa.
c. Menyemai Biji (benih)
Sebelum biji disemai sebaiknya direndam dulu larutan zat pengatur tumbuh. Untuk merangsang pertumbuhan akar dapat digunakan ZPT atonik dengan konsentrasi yang dianjurkan sebagaimana tertera pada label (kemasan) ZPT Tersebut. Menyemai biji dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menyemai benih pala dalam polibag dan menyemai benih pala dalam bedengan, tergantung pada tempat semai yang telah disiapkan jauh sebelumnya. Cara menyemai pala dalam polibag adalah mula-mula dengan telunjuk dibuat lubang lubang kecil dan dangkal, kemudian tiap butir biji dimasukkan ke dalam medium semai sedalam 1 cm sambil ditutup dengan tanah tipis. Sedangkan cara menyemai biji pada bedengan adalah mula-mula dibuat lubang tugal atau larikan yang mempunyai jarak 15 cm x 15 cm. Letak benih harus tepat tidak terbalik, yaitu jalur putih pada kulit biji berada pada bagian bawah. Biji yang baik untuk berkecambah memerlukan waktu 4 - 8 minggu. Biji yang tidak berkecambah segera disingkirkan setelah benih disemai , segera medium semainya disiram, terutama jika tidak hujan. Kelembaban medium semainya disiram terutama jika tidak hujan. Kelembaban medium semai harus tetap dipertahankan agar benih cepat berkecambah. Setelah biji berkecambah di tempat persemaian dapat dipindahkan langsung ke polibag. Waktu yang paling baik untuk memindahkan kecambah ini adalah pada saat akar baru keluar dan bakal batang baru muncul diatas permukaan bedengan. Jika pemindahannya terlambat sampai bakal batang menjadi lebih panjang, maka akan banyak menimbulkan kematian bibit karena bibit muda sangat mudah layu, peka terhadap serangga, serta banyak terjadi kerusakan batang dan akar.
d. Memelihara Bibit
Bibit muda dipersemaian perlu dipelihara secara intensif selama 8 - 12 bulan. Kegiatan pemeliharaan bibit yang kontinyu meliputi aktifitas-aktifitas sebagai berikut : Penyiraman dilakukan 1- 2 kali sehari, terutama pada musim kemarau, pemupukan dilakukan tiap 1 - 3 bulan sekali dengan pupuk campuran Urea + TSP + KCI (2 : 1 : 1) sebanyak 30 gram dan dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian disiramkan kedalam tanah persemaian. Untuk merangsang pertumbuhan kuncup dapat dirangsang dengan ZPT atonik dengan konsentrasi seperti tertera pada kemasannya, dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terpadu antara lain dengan memperbaiki drainase tanah, pencabutan bibit yang terserang berat, dan penyemprotan dengan pestisida selektif sesuai dengan yang dianjurkan.
Biji dipilih dari buah yang sudah tua (matang) di pohon, keadaanya sehat dan bentuknya normal. Biji dibersihkan dari sari daging buahnya, kemudian biji diseleksi atau dipilih yang bertunas dan seragam dalam ukuran dan beratnya. Biji yang telah diseleksi segera dicuci dengan air bersih, kemudian dikeringanginkan ditempat yang teduh selama 2 - 3 hari. Biji tersebut dapat langsung disemaikan.
b. Membuat Tempat Semai
Tempat semai biji dapat dilakukan dengan kantong plastik (polibag) dan bedengan persemaian. Tata cara membuat kedua tempat semai tersebut meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut :
*Tempat Semai dalam polibag
Tempat semai dalam polibag mempunyai beberapa kelebihan, yaitu pada waktu bibit dipindahkan ke kebun tidak mengalami terhentinya (stagnasi) pertumbuhan, dan tingkat kematian bibit relatif rendah. Cara menyiapkan tempat semai benih pala dalam kantong plastik (polibag) adalah sebagai berikut : Mula-mula disiapkan kantong plastik hitam atau polibag berdiameter antara 10 cm - 15 cm, kemudian dilubangi dibagian dasarnya. Selanjutnya disiapkan pula medium semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang halus, dengan perbandingan 1 : 1 atau 2: 1, medium semai tadi dimasukkan ke dalam polibag hingga cukup penuh, lalu disiram dengan air bersih hingga cukup basah, polibag-polibag yang telah diisi medium semai disimpan di tempat yang rata secara teratur atau berjajar membentuk bedengan, di kiri dan kanan tempat penyimpanan polibag semai dipasang tiang-tiang dari bilah bambu membentuk setengah lingkaran setinggi 0,5 m dari permukaan tanah, kemudian antartiang dihubungkan dengan gelagar (bilah bambu) dan diikat erat-erat hingga membentuk sungkup, dan sungkup tadi ditutup dengan lembar plastik bening (atap).
*Tempat Semai Berupa Bedengan
Tata cara membuat bedengan sebagai tempat semai adalah sebagai berikut :
Lahan persemaian dipilih tempat yang strategis, yaitu dekat dengan sumber air dan jalan, lahan terpilih dibersihkan dari rumput-rumput liat dan kerikil, tanahnya diolah atau dicangkul sedalam 30 cm hingga gembur, kemudian dikeringkan selama 10 - 15 hari, dibuat bedengan persemaian ukuran lebar 100 - 200 cm, tinggi 30 cm, jarak antara bedengan 60 - 80 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan, taburkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan, kemudian dicampur dengan lapisan tanah atas hingga merata, pasang tiang-tiang persemaian yang terbuat dari bambu atau kayu dibagian timur setinggi 150 cm dan bagian barat 75 cm - 100 cm, kemudian pasang pula palang-palang antar tiang dan antar palang, baik arah memanjang maupun arah membujur sambil diikat erat-erat, dan pasang atap persemaian berupa plastik bening atau anyaman daun kelapa.
c. Menyemai Biji (benih)
Sebelum biji disemai sebaiknya direndam dulu larutan zat pengatur tumbuh. Untuk merangsang pertumbuhan akar dapat digunakan ZPT atonik dengan konsentrasi yang dianjurkan sebagaimana tertera pada label (kemasan) ZPT Tersebut. Menyemai biji dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menyemai benih pala dalam polibag dan menyemai benih pala dalam bedengan, tergantung pada tempat semai yang telah disiapkan jauh sebelumnya. Cara menyemai pala dalam polibag adalah mula-mula dengan telunjuk dibuat lubang lubang kecil dan dangkal, kemudian tiap butir biji dimasukkan ke dalam medium semai sedalam 1 cm sambil ditutup dengan tanah tipis. Sedangkan cara menyemai biji pada bedengan adalah mula-mula dibuat lubang tugal atau larikan yang mempunyai jarak 15 cm x 15 cm. Letak benih harus tepat tidak terbalik, yaitu jalur putih pada kulit biji berada pada bagian bawah. Biji yang baik untuk berkecambah memerlukan waktu 4 - 8 minggu. Biji yang tidak berkecambah segera disingkirkan setelah benih disemai , segera medium semainya disiram, terutama jika tidak hujan. Kelembaban medium semainya disiram terutama jika tidak hujan. Kelembaban medium semai harus tetap dipertahankan agar benih cepat berkecambah. Setelah biji berkecambah di tempat persemaian dapat dipindahkan langsung ke polibag. Waktu yang paling baik untuk memindahkan kecambah ini adalah pada saat akar baru keluar dan bakal batang baru muncul diatas permukaan bedengan. Jika pemindahannya terlambat sampai bakal batang menjadi lebih panjang, maka akan banyak menimbulkan kematian bibit karena bibit muda sangat mudah layu, peka terhadap serangga, serta banyak terjadi kerusakan batang dan akar.
d. Memelihara Bibit
Bibit muda dipersemaian perlu dipelihara secara intensif selama 8 - 12 bulan. Kegiatan pemeliharaan bibit yang kontinyu meliputi aktifitas-aktifitas sebagai berikut : Penyiraman dilakukan 1- 2 kali sehari, terutama pada musim kemarau, pemupukan dilakukan tiap 1 - 3 bulan sekali dengan pupuk campuran Urea + TSP + KCI (2 : 1 : 1) sebanyak 30 gram dan dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian disiramkan kedalam tanah persemaian. Untuk merangsang pertumbuhan kuncup dapat dirangsang dengan ZPT atonik dengan konsentrasi seperti tertera pada kemasannya, dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terpadu antara lain dengan memperbaiki drainase tanah, pencabutan bibit yang terserang berat, dan penyemprotan dengan pestisida selektif sesuai dengan yang dianjurkan.
Sip !
BalasHapussuwun Rani
Hapusbaguss bangatt infonyaa ^^
BalasHapusThanks yaa,blog dan info lu ini bantu gua ngerjain tugas bangeett :^)
Thanks sekali lagi ..
Gamsahamnida :)
sama-sama :)
Hapusmampir lagi yaa
sangat membantu Mbak, saya ijin Copas boleh ya sambil menaruh linknya mbak di blog saya, Matur nuhun mbak.
BalasHapussilahkan, senang bisa membantu. terimakasih sudah mampir.
Hapus